Selasa, 20 Oktober 2015

Analisis Kasus PIO

Pelemahan nilai tukar rupiah membuat sebagian besar industri di tanah air ketar-ketir. Pasalnya, menengok krisis di 1998 lalu, pelemahan rupiah menyebabkan krisis moneter yang kemudian berimbas kepada ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan akibat pelemahan rupiah, ratusan ribu buruh telah terkena PHK dan berpotensi terkena PHK.
"Data dari Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) ada 50 ribuan buruh sudah ter-PHK. Kalau dengan potensi menjadi 100 ribu buruh. Tapi yang potensi ini sekarang sudah hampir pasti kena PHK," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com.
Dia menjelaskan, para buruh yang berpotensi terkena PHK tersebut saat ini tengah dalam proses perundingan antara serikat pekerja (SP) dengan perusahaan soal pembayaran pesangon. "Mereka sudah siap-siap di-PHK. Sekarang dalam proses negosiasi serikat pekerja soal pesangonnya," lanjut dia.
Menurut Said, industri yang telah memberhentikan pekerjanya sebagian besar merupakan industri padat karya seperti garmen, sepatu, tekstil, makanan dan minuman. "Itu ada di Semarang, Demak, Tangerang, Jawa Timur seperti Mojokerto dan Pasuruan. Bahkan ada 13 perusahaan padat karya sudah tutup ketika dolar AS menembus Rp 13 ribu," katanya.
Sedangkan industri yang berpotensi mem-PHK pekerjanya yaitu industri di sektor otomotif dan elektronik.
Direktur Sustainable Development Indonesia, Drajad Wibowo menambahkan, ketersediaan lapangan kerja dan kemampuan industri untuk mempertahankan tenaga kerjanya berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah. "Berdasarkan pertumbuhan 2014, elasitas penyerapan lapangan kerja sekitar 538 ribu per 1 persen pertumbuhan," ujarnya.
Namun dengan kondisi seperti saat ini di mana pertumbuhan ekonomi perlambatan yang disertai dengan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, maka potensi penyerapan tenaga kerja tersebut berubah menjadi potensi PHK.
"Kalau kondisi seperti ini, di 2015 akan ada tambahan paling tidak 500 ribu penganggur baru, ini besar sekali," lanjut dia.
Menurut Drajad, hal ini bisa dilihat dari beberapa perusahaan menengah ke atas yang mulai mengalami kesulitan bahkan hingga menjual aset demi membayar hutang dalam bentuk valuta asing (valas). "Perusahaan mulai kelimpungan, banyak yang menjual aset, merumahkan karyawan," katanya.
Dia mencontohkan, saat ini perusahaan tambang di Kalimantan mulai melakukan pengurangan jumlah pekerjanya. Hal serupa juga terjadi di Jawa Tengah di mana ada pabrik yang mulai merumahkan karyawannya.
"Di Kalimantan ada ribuan pekerja tambang yang kehilangan pekerjaan. Kemudian di Jawa Tengah kemarin ada 500 pekerja di satu pabrik yang dirumahkan. Artinya ini persoalan sudah serius sehingga ini yang harus diatasi," jelas dia.
Gelombang PHK ini, lanjut Drajad akan terus berlanjut ke berbagai sektor dan semakin besar jika pemerintah tidak segera memperbaiki kondisi ekonomi di dalam negeri.

Analisis Kasus
Melemahnya Rupiah tidak hanya berdampak pada kenaikan harga komoditas impor saja, namun juga dari utang luar negeri, karena utang luar negeri jelas-jelas ditetapkan dengan mata uang asing. Namun dengan kondisi seperti saat ini di mana pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan yang disertai dengan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat perusahaan kelimpungan, menjual banyak aset dan
mem-PHK pekerjanya.

Intervensi:
1. Kebijakan-kebijakan instansi pemerintah sangat penting dalam merumuskan perekonomian dalam suatu Negara  untuk mengatasi permasalahan mengenai nilai tukar rupiah.
2. Investor sangat diperlukan juga dalam membantu tingkat kesejahteraan ekonomi khususnya dalam meningkatkan pruduktivitas pasar domestik sehingga dapat bersaing dan menembus pasar luar negri yang pada nantinya akan menguatkan nilai tukar rupiah, sehingga tidak banyak memberhentikan pekerjanya
3. Untuk meningkatkan perdagangan dibutuhkan inovasi dan trobosan-trobosan yang harus dilakukan para industri dalam menembus pasar domestik ataupun luar negeri, sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap rupiah dan pada akhirnya nilai tukar rupiah menguat.

Sumber: liputan6.com

Selasa, 13 Oktober 2015

Psikologi Manajemen "Job Description"

1.      Jabatan Pekerjaan            : HRD (Human Resource Development)
Tugas & Tanggung Jawab  :
        Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumbr daya mansia. Dalam hal ini termasuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumber daya manusia.
·         Membuat sistem HR yang efektif dan effisien, misalnya dengan SOP, job description, training dan development system dll.
·         Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan, mulai dari mencari calon karyawan, wawancara hingga seleksi.
·         Melakukan seleksi, promosi, transfering dan demosi pada karyawan yang dianggap perlu.
·         Melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi, mental, keterampilan dan pengetahuan karyawan yang sesuai dengan standar perusahaan.
·         Bertanggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi karyawan, perhitungan gaji, bonus dan tunjangan
·         Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbaharui masa berlakunya kontrak kerja.
·         Melakukan tindakan disipliner pada karyawan yang melanggar peraturan dan kebijakan perusahaan.
Kriteria HRD                :
·         Memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
·         Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.
·         Dapat menterjemahkan strategi perusahaan dalam bentuk kebijakan HR yang tepat.
·         Dapat mengelola perubahan-perubahan yang terjadi di perusahaan secara efektif.
·         Seorang HRD harus memiliki business knowledge yang baik.
·         Seorang HRD harus memiliki kemampuan dapat mempuengaruhi dan memahami orang lain
·         Memiliki kemampuan khusus, seperti dapat mengoperasikan alat tes psikologi, memahami undang-undang ketenagakerjaan, sistem penggajian dll.
·         Memiliki pengetahuan mengenai prosedur dan proses rekrutmen.


2.      Jabatan Pekerjaan             : Supervisor
Bertanggung jawab kepada  : Manager / Asst. Manager
Sasaran Tugas                  : Supervisor bertanggung jawab untuk mengatur, mengontrol, dan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia, bahan baku setengah jadi  atau sudah jadi dan mesin-mesin produksi didalam wilayah tanggung jawabnya guna memaksimalkan effisiensi, meminimalkan biaya dan menghasilkan bahan setengah jadi atau sudah jadi yang memenuhi standard kebutuhan pelanggan.
Struktur Pelaporan           : Supervisor bertanggung jawab kepada Manager
Sifat & Lingkup               : Supervisor harus mampu mensupervisi secara langsung kepala regu dibawah tanggung jawabnya (serta mampu mensupervisi secara tidak langsung semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya) dan mampu bekerja sama secara efektif dan efisien dengan semua bagian lain terkait dengan bagiannya guna memproduksi bahan jadi pada tingkat biaya yang rendah dan memenuhi batas “volume dan waktu” pengiriman.
Hasil Utama & Tantangan            :
1.      Diharapkan memiliki keterampilan dan pengetahuan atas “proses” dari setiap mesin yang menjadi tanggung jawabnya tersebut.
2.      Diharapkan memiliki pengen tahuan atas aplikasi produk dari pelanggan (Customer Product Knowledge)
3.      Diharapkan untuk mengatur program perbaikan berkelanjutan guna mengeliminasi bahan tidak jadi (afvalan) dan meningkatkan efisiensi.
Tanggung jawab Utama   :
1.          Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi langsung terhadap kepala regu yang dibawahinya . Hal ini termasuk dalam memberikan bimbingan/pelatihan kepada anak buah guna mencapai tingkat bata s minimum.
2.       Bertanggung jawab dalam pemenuhan standard kualitas hasil produksi sesuai dengan tingkat kebutuhan customer
3.      Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan standard kebersihan lingkungan kerja.
4.      Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan membina kerja sama team yang solid.
5.      Bertanggung jawab dalam membuat laporan secara berkala kepada atasannya atas hasil kerjanya beserta analisa permasalahannya, tindakan-tindakan perbaikan atas permasalahan tersebut serrta batas waktu estimasi penyelesaian masalah-masalah tersebut secara singkat, padat dan kongkrit.
Wewenang                  : 
1.       Wewewnang dalam mendisiplinkan anak buanya sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku
2.      Wewenang dalam menghentikan dan mengatur pengoperasian mesin-mesin produksi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta pemenuhan batas pengiriman hasil produksi.

3.      Jabatan Pekerjaan     : CS (Customer Service)
Fungsi CS                     :
        Front Line Officer
Keberadaan bagian customer service berada di bagian depan suatu bank, maka customer service menjadi cerminan penilaian pelayanan suatu bank.
        Liasson Officer
Customer Service adalah satu aparat yang menjadi perantara antara bank dengan nasabah. Orang pertama yang dihubungi oleh nasabah sewaktu datang ke bank adalah aparat customer service, baik untuk meminta informasi maupun untuk melak¬sanakan transaksi.
         Information Centre
Customer Service adalah satu-satunya personil yang dengan mudah dihubungi oleh nasabah pada kesempatan pertama maka aparat customer service menjadi pusat dan nara sumber informasi-informasi mengenai produk dan jasa bank. Oleh karenanya dituntut personil yang mempunyai pengetahuan dan wawasan yang cukup baik mengenai industri perban¬kan.
        Salesman (penjual)
Berfungsi sebagai penjual produk, dengan menjual berbagai produk yang ada pada bank, seperti berbagai jenis tabungan, deposito, kredit serta mengetahui keluhan dan keberatan nasabah.
         Servicing (pelayanan)
Sesuai dengan fungsinya customer service, atas nama bank penerima dan menyambut baik kedatangan nasabah selanjutnya akan mengerjakan kebutuhan nasabah sampai seluruh transaksinya dapat diram¬pungkan.
        Advisor/Konsultan
Dalam melayani nasabah tidak jarang pula aparat customer service dengan bekal pengetahuan dan wawasan yang bijak sehubungan dengan perencanaan pengelolaan keuangan nasabah.
        Maintenance Customer (Pembinaan Nasabah)
Permasalahan pembinaan nasabah baru (solisitasi). Aparat customer service adalah account assistant atau pembina bagi setiap account atau rekening nasabah non kredit. Hal ini merupakan perpanjan¬gan dan pengembangan fungsi kedua yaitu Liasson Officer.
        Handling Complaint
Unit customer service apabila dalam operasionaln¬ya, nasabah tidak puas, karena terdapat ketidakcocokkan atau kesepakatan, komplain dan lain-lain
sebagainya, maka adalah tepat apabila orang pertama yang dihubungi adalah aparat customer service. Dalam hal ini dituntut tidak saja dapat menangani keluhan akan tetapi juga diharapkan dapat memecahkan masalah dengan baik sebagai “trouble suiter”.
 
Tugas CS                      :
·         Memberikan informasi produk bank
·         Melayani pembukaan dan penutupan rekening nasabah
·         Handling Complaint, melayani segala bentuk komplain dari nasabah
·         Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa produk bank seperti transfer, inkaso, pemindahan antar rekening nasabah
·         Melaksanakan tugas lainnya yang ditunjuk atasan
Wewenang CS
·         Menyaksikan nasabah mengisi dan menandatangani formulir, aplikasi, perjanjian-perjanjian.
·         Melakukan penolakan permintaan pembukuan rekening bilamana tidak memenuhi persyaratan.
·         Melakukan verifikasi tanda tangan customer.
·         Melakukan penolakan permintaan buku bilyet giro dan cek apabila tidak memenuhi persyaratan.
·         Melakukan penutupan rekening baik atas permintaan nasabah maupun karena sebab lainnya.



Sumber :

http://pelatihan bank.wordpress.com

Selasa, 06 Oktober 2015

Psikologi Manajemen


Ø Pengertian
Pengertian  manajemen yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana mengelolah atau mengatur sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan
Hubungan manajemen dengan psikologi adalah bahwa unsur sumber daya manusia merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan, jadi ditinjau dari berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan dan sebagainya, dapat dicapai kinerja SDM yang baik untuk produktivitas perusahaan.
Ø Organisasi
     Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
     James D mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama
     Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
     Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan
Ø Organisasi (Industri)
     Dapat dipandang sebagai suatu sistem terbuka.
     Sistem dilingkupi oleh suatu batas sistem.

Ø Fungsi  Manajemen
1.       Planning (Perencanaan)
Proses menentukan strategi yang tepat untuk mencapai target dan tujuan organisasi/bisnis.
Contohnya menetapkan tujuan dan target bisnis, merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut, menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan.

2.       Organizing (Pengorganisasian)
Proses yang menyangkut bagaimana strategi yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh. Proses ini menetapkan struktur organisasi seperti perekrutan, penyeleksian dan pelatihan.
Contohnya menentukan struktur organisasi yang menunjukan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab, pengrekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya.

3.       Directing (Pengarahan)
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak. Proses ini juga memberikan motivasi agar semua pihak dapat menjalankan tanggung jawabnya masing-masing.
Contohnya pemberian tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerrjaan, pembimbingan, pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

4.       Controlling(Pengawasan dan Pengendalian)
Proses memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai target yang diharapkan.
Proses ini mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian target, dan mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang ditemukan.
Contohnya mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target, melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan  pencapaian dan target bisnis

Ø Sumber daya
     Sumber Daya Manusia
     Sumber Daya Informasi
     Sumber Daya Fisik
     Sumber Daya Keuangan
     Sumber Daya Alam

Ø Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari seseorang pada  orang lainnya

Informasi atau berita yang dikirim berupa fakta dan informasi, emosi, fakta bercampur emosi.

Rabu, 29 April 2015

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KESEHATAN MENTAL

Religi berasal dari bahasa Latin ‘ereligio’ yang akar katanya adalah ‘religare’dan berarti ‘mengikat’. Maksudnya adalah bahwa di dalam religi (agama) pada umumnya terdapat aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan, yang semuanya itu berfungsi untuk mengikat dan mengutuhkan diri seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya terhadap Tuhan, sesama manusia serta alam sekitarnya.
Konsep Religiusitas Wiliam James
            Seperti telah dibahas dalam Bab 1, Wiliam James adalah salah satu tokoh terkemuka dalam psikologi Amerika di awal abad 20. Salah satu teorinya terkenal adalah teori munculnya emosi dari James Lange yang mengatakan bahwa seseorang mengalami emosi tertentu karena perilaku tertentu. Misalnya orang melihat harimau akan lari pontang-panting terlebih dahulu untuk menyelamatkan diri, baru muncul perasaan takut.
            Dalam bidangg psikologi agama, Wiliam James menulis buku yang sangat fenomenal yaitu The Varieties Of Religious Experience. James membagi ada dua tipe keberagamaan, yaitu the healthy minded dan the sick soul (lihat Wulff, 1991, Jalaludin, 2007). Kedua tipe ini pada dasarnya merupakan predisposisi  kepribadian seseorang untuk melihat dunia sesuai dengan persepsi mereka, sehingga akan berpengaruh terhadap cara pandang keberagamaan mereka.
            Dari beberapa uraian tentang teori Wiliam James ini (Wulff, 1991, James, 2003, jalaludin, 2007) penulis menyimpulkan bahwa orang yang memiliki the healthy-minded (jiwa yang sehat) secara kognitif memiliki cenderung melihat segala sesuatu disekitarnya sebagai sesuatu yang baik dan selalu optimis melihat masa depan.
            Jika menghadapi suatu permasalahan dalam kehidupan, dia selalu melihat sisi positif dari masalah itu sebagai pengayaan dan kematangan jiwa mereka, serta senantiasa mempunyai  harapan  bahwa Tuhan akan memberikan pertolongan melalui jalan yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya.
            Secara afektif emosional orang memiliki keberagamaan healthy-mind senantiasa merasa gembira dan bahagia. Dalam beragama mereka senantiasa  menerapkan prinsip kebersyukuran. Ketika mendapatkan sesuatu yang baik dia akan berterimakasih dan meningkatkan pengabdiannya kepada Tuhan. Ketika mendaptkan musibah, maka dia akan rela menerimanya sebagai bagian dari dirinya dan bersabar dalam menjalaninya. Mereka selalu yakin bahwa Tuhan senantiasa mendengarkan dan mengabulkan doany, meskipun hal itu tidak sesuai dengan keinginannya. Ini bukan berarti dia tidak merasakan kesedihan, namun kondisi ini biasanya bersifat temporer dan tidak sampai menguasai kehidupan mereka. Mereka memandang Tuhan penuh dengan rahmat, kasih sayang dan selalu mengampuni dosa-dosa dan banyak memberikan pahala.
            Dalam hubungan dengan orang lain, orang dengan healthy-mind cenderung bersikap terbuka. Mereka adalah orang yang ekstravet, beriorientasi ke luar yang dapat menerima pandangan dan pemikiran keberagamaan dari orang lain. Baik yang seagama namun berbeda kelompok, maupun dengan orang yang berbeda  agama. Mereka dapat menghargai keyakinan orang lain, tanpa harus saling mencampuri urusan dalam agama masing-masing. Selain itu orang healthy mind dalam beragama akan mengembangkan keikhlasan dalam memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang lain. Mereka banyak mengorbankan kepentingannya sendiri untuk orang lain dan agamanaya.
            Kebalikan dari penjelasan diatas adalah orang yang memiliki tipe beragama the sick-soul (jiwa yang sakit). Secara kognitif mereka lebih mengembangkan sikap pesimis, yaitu selalu melihaat sisi negatif dan memandang segala sesuatu. Jika menghadapi sesuatu masalah dia akan memandang hal itu sebagai balasan dari dosanya yang telah dilaksanakan. Akibatnya secara emosional dia akan didominasi oleh rasa sedih, merasa penuh dosa yang tidak terampuni. Mereka menggambarkan sosok Tuhan dari sisi yang memberi hukuman, yang keras balasannya, tapi tidak melihat bahwa Tuhan jugga memiliki kasih sayang dan ampunan yang besar. Secara pribadi mereka lebih bersifat introvert, beriorientasi pada diri sendiri dan tertutup. Demikian juga dari pandangan teologis mereka bersifat tertutup. Mereka melihat bahwa hanya pandangan keberagamaan dirinya dan kelompoknya sebagai pandangan yang paling benar dan tidak ada kebenaran sedikitpun pada kelompok orang lain. Mereka cenderung menyalahkan orang dengan pandangan berbeda. Akibatnya mereka lebih ekslusif dalam beragama dan tidak mau bergaul dengan orang lain yang memiliki faham yang berbeda .
            Tipe beragama dalam teori Wiliam james kemungkinan ada kaitannya dengan latar belakang kehidupan masing-masing individu. Orang yang berkembang dalam lingkup kehidupan beragama yang sehat akan mempengaruhi kepribadian yang sehat dan selanjutnya individu tersebut akan mengembangkan tipe healthy mind. Sebaliknya tipe beragama the sick-soul kemungkinan besar memiliki latar belakang kehidupan keagamaan atau kepribadian yang tidak sehat. Mereka memiliki konflik batin yang tidak terselesaikan yang mempengaruhi kehidupan mereka secara tidak sadar, sehingga mereka bersikap pesimis dan melihat sisi negatif dari kehidupan beragama.
            Jadi dapat disimpulkan orang yang berkembang dalam lingkungan keluarga yang beragama yang sehat akan berpengaruh terhadap jiwanya yang sehat (healthy mind) atau sehat mentalnya. Sebaliknya, orang yang dari latar belakang kehidupannya tidak beragama  cenderung akan mengalami kepribadian yang tidak sehat (sick soul) yang menyebabkan penyakit-penyakit mental bermunculan.
DAFTAR PUSTAKA
Subandi, M. A. 2013. Psikologi Agama & Kesehatan Mental. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jalaludin. 2007. Psikologi Agama. Jakarta: Rajja Grafindo

Stress pada wanita


            Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri. Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
            Dalam sebagian besar kasus, perempuan menderita stress berlebih karena mereka melaksanakan peran ganda pada saat yang sama, seperti mengelola pekerjaan, keluarga, keuangan, dll. Seperti disebutkan di atas, mengidentifikasi penyebab dan gejala stres dapat membantu dalam mencari jalan keluar . Setiap masalah yang berkaitan dengan kondisi berikut dapat menyebabkan stres pada wanita.
Penyebab gejala stres :
v  Masalah Pekerjaan
v  Masalah dalam hubungan
v  Masalah keuangan
v  Kesendirian
v  Masalah kesehatan
v  Kehamilan
v  Tekanan teman sebaya
v  Kematian orang dekat
v  Post menstrual syndrome

            Hal ini juga harus dicatat bahwa stres mengurangi kekebalan, yang dengan sendirinya dapat menyebabkan masalah lebih lanjut. Oleh karena itu, gangguan stres dan kesehatan membentuk lingkaran setan. Tidak semua gejala yang disebutkan di bawah ini terjadi pada semua wanita. Jumlah dan keparahan gejala bervariasi dari satu orang ke orang lainnya.
Gejala Fisik:
Ketegangan, sakit kepala dan menangis adalah gejala yang paling menonjol pada wanita. Frekuensi dan durasi sakit kepala bervariasi dari orang ke orang. Selain sakit kepala, gejala lainnya seperti sakit punggung atau kram perut. Gejala utama lainnya adalah insomnia, yaitu kurang tidur. Jika seorang wanita menderita stres berlebih, dia tidak bisa tidur dengan baik di malam hari. Hal ini bahkan dapat terjadi selama beberapa malam yang akibatnya menghasilkan sakit kepala parah dan lekas marah. Mungkin juga menderita siklus bulanan tidak teratur, tekanan darah tinggi, sakit maag, migrain, rambut rontok, penyakit kulit, dan lain-lain, karena stres.
Gejala stres lainnya pada wanita adalah diare, sesak di dada, kesulitan bernafas dan kehilangan minat seksual. Terkadang, gejala-gejala tersebut memiliki hasil yang lebih dalam pada kesehatan dan pikiran seorang wanita. Dia mungkin memiliki pikiran yang konstan tentang kematian, mengembangkan kecenderungan bunuh diri, mulai merokok atau meminum alkohol atau bahkan obat-obatan. Penyakit kulit, ruam, berat badan turun juga dapat menjadi reaksi yang disebabkan karena stres pada wanita.
Gejala Perilaku:
Pemarah merupakan salah satu tanda-tanda perilaku yang paling umum dari stress. Siksaan ini sering diikuti dengan gejala emosional dan perilaku lainnya seperti kemarahan, perubahan suasana hati dan menangis. Khawatir, kesulitan dalam konsentrasi, frustrasi, dll, juga dialami ketika seorang wanita berada di bawah tegangan konstan. Gejala-gejala ini dapat menyebabkan reaksi negatif seperti kecurigaan, sering marah, pelupa, rendah diri dan depresi. Kehilangan nafsu makan, atau makanan berlebih juga merupakan tanda-tanda stres.

Analisis :
            Seorang wanita yang memiliki peran ganda cenderung mengalami stres lebih tinggi, dari hanya memiliki peran untuk melahirkan anak dan mengurus rumah tangga, pada saat yang sama wanita memiliki peran lain dimana wanita dapat berkarir. Para wanita yang bekerja mengalami stres lebih tinggi dibandingkan pria. Hal ini disebabkan karena pada saat wanita bekerja mengalami konflik peran sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah tangga. Stress yang dimaksud disini adalah stres yang menyebabkan ketegangan atau penderitaan psikis hingga menimbulkan kecemasan.

Sumber :
o   Thomas Nelson, Living Above Worry and Stress

o   Kristina Orth-GomĂ©r, Psychosocial Stress and Cardiovascular Disease in Women

-   Nova., Dwi Ispriyanti, 2012. Analisis tingkat stress wanita karir dalam peran gandanya dengan regresi logistik ordinal. Jurnal Psikologi. 5, 37-47.

Sabtu, 28 Maret 2015

Kesehatan Mental


Kesehatan mental mengacu pada kognitif kita, atau kesejahteraan emosional-  tentang bagaimana kita berpikir, merasa dan berperilaku. Kesehatan mental, jika seseorang sehat mental, juga bisa berarti tidak adanya gangguan mental. Kesehatan mental dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, hubungan dan bahkan kesehatan fisik. Kesehatan mental juga mencakup kemampuan seseorang untuk menikmati hidup – untuk mencapai keseimbangan antara kegiatan hidup dan upaya untuk mencapai ketahanan psikologis.
Menurut kamus kedokteran Medilexicon, kesehatan mental adalah "emosional, perilaku, dan kematangan social atau normalitas, tidak adanya gangguan mental atau perilaku, keadaan psikologis kesejahteraan dimana telah mencapai integrasi memuaskan dorongan insting seseorang diterima baik diri sendiri dan lingkungan sosialnya, keseimbangan yang tepat dari cinta, kerja, dan kegiatan rekreasi "

A.  Sejarah Kesehatan mental
400 SM
Dokter Yunani Hippocrates memperlakukan gangguan mental sebagai penyakit yang harus dipahami dalam hal fisiologi terganggu, bukan refleksi dari ketidaksenangan para dewa atau bukti kerasukansetan, karena mereka sering diperlakukan dengan tulisan-tulisan Mesir, India, Yunani, danRomawi. Kemudian, penulis medisYunani ditetapkan pengobatan untuk orang sakit mental yang meliputi tenang, pekerjaan, dan penggunaan obat-obatan seperti hellebore.
Abad Pertengahan
Secaraumum, orang Eropa abad pertengahan memungkinkan sakit mental diberi kebebasan karena mereka dianggap tidak berbahaya. Namun, perlakuan yang kurang benar kepada orang dengan gangguan mental juga lazim, dengan orang-orang sering dicap sebagai penyihir dan diasumsikan dihuni oleh setan. Beberapa perintah agama, yang merawat orang sakit pada umumnya, juga merawat sakit mental. Muslimarab, yang mendirikan panti-panti pada awal abad ke-8, melakukan pendekatan quasi-ilmiah dari Yunani.

1407
Fasilitas pertama untuk orang yang memiliki gangguan jiwa didirikan di Valencia, Spanyol, padatahun 1407.
1600
Di Eropa semakin mulai mengisolasi orang sakit iwa, sering perumahan mereka dengan orang-orang cacat, gelandangan, dan nakal. Mereka yang dianggap gila semakin diperlakukan tidak manusiawi, sering dirantai kedinding dan disimpan di ruang bawahtanah.
1700-an
Kekhawatiran tentang pengobatan orang sakit mental tumbuh ketitik bahwa reformasi perlu sesekali dilembagakan. Setelah Revolusi Perancis, dokter Prancis Phillippe Pinel mengambil alih rumah sakit jiwa BicĂȘtre dan melarang penggunaan rantai dan belenggu. Dia mengeluarkan pasien dari ruang bawah tanah, dengan menyediakan mereka kamar yang cerah, dan juga memungkinkan mereka untuk merasa nyaman. Namun di tempat lain, penganiayaan terus berlanjut.
1840
Dorothea Dix mengamati bahwa orang-orang sakit jiwa di Massachusetts, baik laki-laki dan perempuan dan segala usia, yang dipenjara dengan penjahat dan dibiarkan telanjang dan dalam kegelapan dan tanpa pemanas atau kamar mandi. Banyak yang dirantai dan dipukuli. Selama 40 tahun kedepan, Dix akan melobi untuk membangun 32 rumah sakit pemerintah untuk sakit mental. Pada tur Eropa pada 1854-1856.
1883
Penyakit mental dipelajari lebih ilmiah sebagai psikiater Jerman Emil Kraepelin membedakan gangguan mental. Meskipun penelitian berikutnya akan membuktikan beberapa temuannya, perbedaan mendasar antara psikosis manic-depressive dan skizofrenia memegang peranan sampai hari ini.
1900-an
Perlakuan utama gangguan mental neurotik, dan kadang-kadang psikosis, adalah terapi psikoanalisis ("berbicaraobat") yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan lain-lain, seperti Carl Jung. Masyarakat masih memperlakukan mereka dengan psikosis, termasuk skizofrenia, dengan hati-hati.
1908
Clifford Beers menerbitkan
otobiografinya, A Mind That Found Itself. Menyerukan reformasi perawatan kesehatan mental di Amerika. Dalam setahun, ia akan menjadi ujung tombak berdirinya Komite Nasional untuk Kesehatan Mental, sebuah kelompok pendidikan dan advokasi. Organisasi ini akan berkembang menjadi Asosiasi Kesehatan Mental Nasional.


B.  Konsep Mental
Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat, bila ia terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya. Golongan yang kurang sehat mentalnya adalah orang yang merasa terganggu ketentraman hatinya. Adanya abnormalitas mental ini biasanya disebabkan karena ketidakmampuan individu dalam menghadapi kenyataan hidup, sehingga muncul konflik mental pada dirinya.

C.  Perbedaan Kesehatan Mental Konsep Barat dan Konsep Timur
Banyak hal dalam kehidupan yang dipengaruhi oleh budaya, kesehatan mental dan gerakan kesehatan mental juga dipengatuhi oleh budaya. Kebanyakan orang melihat kebudayaan sebagai seperangkat pedoman yang memandu bagaimana mereka memandang dunia, merespon secara emosional, dan berperilaku di dalamnya atau pedoman untuk hidup. Pemahaman terhadap sesuatu adalah suatu hal yang cukup kuat mendapat pengaruh budaya, sudut pandang terhadap suatu permasalahan seringkali dipengaruhi oleh budaya yang melatar belakangi, baik dalam proses memahami masalah atau pun dalam menyelesaikan masalah. Dalam kesehatan mental, faktor kebudayaan juga memegang peran penting. Apakah seseorang itu dikatakan sehat atau sakit mental bergantung pada kebudayaannya (Marsella dan White, 1984). Hubungan kebudayaan dengan kesehatan mental dikemukakan oleh (Wallace, 1963) meliputi :
Kebudayaan yang mendukung dan menghambat kesehatan mental.
Kebudayaan memberi peran tertentu terhadap penderita gangguan mental.
Berbagai bentuk gangguan mental karena faktor kultural, dan
Upaya peningkatan dan pencegahan gannguan mental dalam telaah budaya.
Selain itu budaya juga mempengaruhi tindakan penanganan yang dilakukan terhadap gangguan mental itu sendiri. Dengan kata lain Konsep kesehatan mental pada suatu budaya tertentu harus dipahami dari hal-hal yang dianggap mempunyai arti dan bermakna pada suatu budaya tertentu, sehingga harus dipahami dari nilai-nilai dan falsafah suatu budaya tertentu.
Ada perbedaan konsep kesehatan mental budaya barat dan timur Barat lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saling berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.
Model-model Kesehatan Barat dan Timur
Model-model kesehatan muncul karena banyaknya asumsi mengenai kesehatan, seperti halnya model kesehatan dari Barat dan juga Timur. Akan tetapi, dalam model-model itu terdapat variasi yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya di antara model-model tersebut.
a)    Model Biomedis (Freund, 1991) memiliki 5 asumsi. Pertama, terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu. Kedua, penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, baik secara biokimia atau neurofisiologis. Ketiga, setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang berpotensi dapat diidentifikasi. Keempat, melihat tubuh sebagai suatu mesin. Kelima, konsep tubuh adalah objel yang perlu diatur dan dikontrol.
b)   Model Psikiatris, merupakan model yang berkaitan dengan model biomedis. Model ini masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu oenyakit dan penggunaan treatmen fisik obat-obatan atau pembedahan untuk mengoreksi abnormalitas.
c)    Model Psikosomatis (Tamm, 1993), merupakan model yang muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap model biomedis. Model ini menyatakan bahwa tidak ada penyakit somatik yang tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom-simtom somatik

Sumber :
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius
.