PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA
A. Definisi
PSDM
Psikologi Sumber Daya
Manusia memberi perhatian terhadap semua aspek dari penerapan berbagai
perbedaan individu. PSDM membahas factor sumber daya manusia dalam lingkup
pendidikan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam memasuki dunia pekerjaan
merupakan faktor yang sangat penting.
Semua kegiatan
diberbagai bidang pekerjaan membuat manusia yang terlibat didalamnya ingin
memberikan yang tebaik bagi orang lain. Dengan demikian diperlukan pengetahuan
tentang sumber daya manusia terutama yang berhubungan dengan tingkah laku
(aktivitas) saat berinteraksi dengan lingkungannya. Pada situasi seperti ini
pengetahuan psikologi sumber daya manusia sangat diperlukan.
Psikologi sumber daya
manusia ini membuat prinsip-prinsip psikologi pada umumnya, masalah belajar,
keturunan dan lingkungan, segi-segi perkembangan manusia, kepribadian, serta
pola penyesuaian sikap dan perilaku. Diharapkan pada setiap kali tatap muka
dpaat dikembangkan catatan, pengalaman dan kegiatan praktis yang dihadapi saat
ini maupun yang akan datang khususnya dilingkungan pekerjaan, sehingga
memudahkan pemahaman terhadap materi yang diberikan.
Selanjutnya, Aamodt
(1995) menjelaskan bahwa psikologi industry dan organisasi dan manajemen sumber
daya manusia (human resource) yang professional termasuk di dalamnya praktik
psikologi sumber daya manusia juga melakukan penelitian pada bidang gerak
seperti :
1.
Teknik penyeleksi
kerja;
2.
Analisis tugas;
3.
Tes psikologi dan
kepribadian bagi karyawan;
4.
Evalusasi ataui
penilaian kinerja;
5.
Absensi dan
evaluasi kerja.
Bekerja secara
professional dalam ruang lingkup pemilihan tes yang ada atau kreasi yang baru
menyeleksi dan mempromosikan pekerja. Tes-tes psikologi dan kepribadian
tersebut berguna untuk mengevaluasi secaa konstan demi keamanan bagi
kedua-duannya, yaitu keadilan dan validitas alat tes tersebut.
B.
Apa Yang di Pelajari?
Psikologi sumber daya
manusia memberi perhatian terhadap semua spek dari penerapan berbagai perbedaan
individu. Di antara hal-hal lain, para psikologi industry dan organisasi yang
berorientasi pada :
1.
Psikologi sumber
daya manusia untuk menemukan adanya potensi individu (kecerdasan, bakat, minat,
karakteristik keprubadian, keahlian dan ketrampilan);
2.
Kompetensi yang
dibutuhkan oleh jabatan-jabatan tertentu;
3.
Bagaimana cara
menilai karyawan yang potensial;
4.
Bagaimana
menemukan tingkat kinerja karyawan;
5.
Bagaimana melatih
para karyawan untuk memperbaiki kinerja kerja
Untuk dapat melakukan
hal-hal tersebut di atas, psikologi sumber daya manusia menggantungkan diri
secara khusus pada analisis hasil penelitian dan statistic. Suatu survey yang
dilakukan oleh Rassenfoos & Kraut (1988) mendapati bahwa kegiatan yang
terbaik dari peneliti sumber daya manusia adalah :
1.
Mengembangkan,
mengadministrasikan, dan mengnalisis hasil survey sikap karyawan;
2.
Menyusun
instrument penilaian kinerja;
3.
Memvalidasi
alat-alat tes;
4.
Mengembangkan
alat tes seleksi karyawan;
5.
Memipin analisis
kerja.
Selain itu, psikologi
personalia atau sumber daya manusia (personnel psychology) mempunyai ruang
mengantisipasi seluruh aspek individu dari berbagai aplikasi
perbedaan-perbedaan individu yang meliputi :
1.
Ketrampilan dam
potensi diri yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan;
2.
Bagaimana menilai
pegawai yang potensial dan menilai tingkat kecakapan kinerjanya;
3.
Bagaimana
menyeleksi pegawai;
4.
Bagaimana
memotivasi atasan dan bawahan yang mengalami stress kerja;
5.
Meningkatkan
keputusan kerja dan prestasi kerja;
6.
Mengatasi
frustasi dan konflik dalam organisasi.
Kesemuanya itu bertujuan antara lain
mengembangkan potensi sumber daya manusia, meningkatkan prestasi atau hasil
kerja dan produktifitas kerja.
C.
Perbedaan Psikologi Sumber Daya Manusia dengan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia
adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu
organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada
posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Manajemen Sumber
Daya Manusia, disingkat MSDM merupakan suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur
sumber daya yang dimiliki oleh individu dapat digunakan secara maksimal
sehingga tujuan (goal) menjadi maksimal. Manajemen SDM juga merupakan bidang
ilmu manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam
organisasi. Unsurnya adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada sebuah
lembaga atau organisasi. Dengan demikian fokus yang dipelajari manajemen sumber
daya manusia ini hanyalah masalah-masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja
manusia saja.
Manajemen SDM mempergunakan manusia sebagai kajian materi yang digunakan dalam disiplin ilmu ini. Manusia merupakan makhluk yang berperilaku sebab perilaku merupakan manifestasi kejiwaan diri manusia. Disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan hal tersebut yakni psikologi. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku yang merupakan manifestasi kejiwaan manusia.
Manajemen SDM mempergunakan manusia sebagai kajian materi yang digunakan dalam disiplin ilmu ini. Manusia merupakan makhluk yang berperilaku sebab perilaku merupakan manifestasi kejiwaan diri manusia. Disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan hal tersebut yakni psikologi. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku yang merupakan manifestasi kejiwaan manusia.
Dengan demikian,
kedua disiplin ilmu yakni Manajemen SDM dan Psikologi memiliki relevansi
terkait keduanya sama-sama mengkaji manusia. Hanya saja, Manajemen SDM mempelajari manusia yang beraktivitas
dalam suatu organisasi atau perusahaan terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi atau perusahaan. Selain itu, kajian ilmu psikologi juga akan
memberikan kontribusi terhadap disiplin ilmu Manajemen SDM dalam mempelajari
tingkah laku manusia serta aktivitas di dalam mengelola SDM yang mencakup
fungsi perencanaan, pengorganisasian, serta pengawasan dan pengarahan.
Proses perencanaan,
pengorganisasian, serta pengawasan dan pengarahan sumber daya manusia merupakan
hal yang kompleks sebab manusia mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan
dan latar belakang yang berbeda atau berlainan yang dibawa ke dalam organisasi.
Oleh sebab itu, perlu didukung dengan pengetahuan yang mengkaji
komponen-komponen kejiwaan pada manusia sebagai makhluk yang unik. Pengetahuan yang dimaksud yakni terdapat
dalam kajian ilmu psikologi.
Secara umum, berbagai
teori, metode dan pendekatan Psikologi dapat dimanfaatkan di berbagai bidang
dalam perusahaan. Salah satu hasil riset yang dilakukan terhadap para manager
HRD menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden menyebutkan Psikologi Industri
dan Organisasi memberikan peran penting pada area-area seperti pengembangan
manajemen SDM (rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan dan pengembangan),
motivasi kerja, moral dan kepuasan kerja. 30% lagi memandang hubungan
industrial sebagai area kontribusi dan yang lainnya menyebutkan peran penting
PIO pada desain struktur organisasi dan desain pekerjaan.
Hasil riset tersebut
di atas mungkin hanya menggambarkan sebagian besar area di mana Psikologi dapat
berperan. Satu hal yang belum disebutkan di atas misalnya peran para psikolog
dalam menangani individu-individu yang mengalami masalah-masalah psikologis
melalui employees assistant program (EAP) atau pun klinik-klinik yang dimiliki
oleh perusahaan. Penanganan individu yang mengalami masalah psikologis sangat
besar pengaruhnya terhadap produktivitas dan kinerja perusahaan. Hal tersebut
sangatlah wajar mengingat bahwa perusahaan digerakan oleh individu-individu
yang saling berinteraksi di dalamnya.
Menurut John Miner dalam bukunya
Industrial-Organizational Psychology (1992), peran psikologi dalam perusahaan
dapat dirumuskan dalam 4 bagian, antara lain:
1.
Terlibat dalam
proses input yakni melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.
2. Berfungsi sebagai
mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas yakni melakukan
pelatihan dan pengembangan, menciptakan manajemen keamanan kerja dan
teknik-teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja
karyawan, menentukan sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya
kreativitas karyawan.
3. Berfungsi sebagai
mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada pemeliharaan yakni melakukan
hubungan industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan komunikasi
internal perusahaan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara aktif dalam
penentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkannya,
pelayanan berupa bimbingan, konseling dan therapy bagi karyawan-karyawan yang
mengalami masalah-masalah psikologis
4. Terlibat dalam
proses output yakni melakukan penilaian kinerja, mengukur produktivitas
perusahaan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.
Dari rumusan John
Miner tersebut, dapat ditelaah bahwa psikologi sangat erat kaitannya dengan
Manajemen sumber daya manusia. Hal-hal yang menyangkut penempatan tenaga kerja,
pelatihan dan pengembangan tenaga kerja, pengawasan kinerja, pemeliharaan,
serta evaluasi merupakan komponen-komponen prosedur dalam Manajemen SDM. Dengan
demikian, dapat disimpulkan perbedaan PSDM dan MSDM bahwa Manajemen SDM
mempelajari manusia yang beraktivitas dalam suatu organisasi atau perusahaan
terkait dengan pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan dan Psikologi SDM
memberikan kontribusi dalam berjalannya Manajemen SDM dalam suatu organisasi
atau perusahaan.