A. Musik
Musik tradisional
bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah di Indonesia.
misalnya adalah penggunaan gamelan dan beberapa alat musik tabuh lainnya. Namun
begitu Bali memiliki cirikhas tersendiri dalam tehnik permainan dan gubahannya,
seperti dalam bentuk kecak,yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara
kera. Dan beberapa gamelan lain yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya
gamelan jegog, gamelan gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan
gamelan pegulingan. Selain gamelan ada pula alat musik angklung yang dimainkan
saat upacara ngaben serta musik bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara
lainnya. Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali misalnya gamelan
gong kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan
Belanda. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi alat musik perkusi metal dan
perkusi kayu.
B. Tari
Seni tari
Bali pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu wali atau
seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara
dan juga untuk pengunjung dan balih-balihan atau seni tari hiburan.
Seorang
pakar seni Bali Made Bandem pada awal tahuan 1980 menggolongan tari-tarian Bali
tersebut antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya berutuk, sang hyang
dedari, rejang dan baris gede, bebali antara lain gembuh, topeng pajegan dan
wayang wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah legong,parwa, arja,
prembon dan joged.
Tarian Bali yang sangat dikenal adalah tari kecak dan tari
pendet. Wayan Limbak merupakan pencipta tari kecak dan beliau mempopulerkan
tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali lainnya.
C. Pakaian daerah
Pakaian
daerah Bali sangat bervariasi, meskipun bentuknya hampir sama. Masing-masing
daerah memiliki ciri khas simbolik dan ornamen yang didasarkan kepada kegiatan/upacara,
jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dari seseorang juga dapat
diketahui berdasarkan corakbusana dan ornamen perhiasan yang dipakai
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
a. Udeng (ikat kepala)
b. Kain kampuh
c. Umpal (selendang pengikat)
d. Kain wastra (kemben)
e. Sabuk
f. Keris
g. Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai pelengkap.
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
a. Gelung (sanggul)
b. Sesenteng (kemben songket)
c. Kain wastra
d. Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan
dada
e. Selendang songket bahu ke bawah
f. Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
g. Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
D. Rumah Adat
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali
(bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya
Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai
apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan
parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek
tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan
merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik
antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu
dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias
tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan
penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga
berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
E. Bahasa
Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia,
sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa
Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang
dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2
yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa
Bali Mojopahit yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus.
sumber :